Sabtu, 07 Maret 2009

cara buat

ips : Bacalah pelan-pelan dan berulang-ulang

Proses destilasi adalah proses pemurnian alcohol. Alkohol memiliki titik didih 78C sementara air 100C. Karena itu apabila dipanaskan alcohol akan lebih dulu menguap daripada air. Pada hasil fermentasi yang mengandung alcohol 10 %, proses destilasi sederhana pada suhu 79-82 akan menghasilkan alcohol kadar 40-45 %. Alkohol 40% ini apabila di destilasi lagi akan menghasilkan kadar 60-70%. Jadi untuk menaikkan kadar alcohol sampai 95% keatas diperlukan destilasi berulang-ulang. Intinya adalah cairan yang mengandung alcohol apabila dipanaskan akan menghasilkan uap yang mengandung alcohol lebih kaya dari pada saat masih berbentuk cair yang diakibatkan perbedaan titik didih. Dengan prinsip ini, apabila kita bisa membuat cairan yang mengandung alcohol menguap, lalu mencair, lalu menguap lagi, dan lalu mencair lagi, demikian berulang-ulang dalam satu kali rangkaian proses dalam satu alat, maka sama saja alcohol yang dihasilkan telah mengalami rangkaian destilasi yang berulang. Ini artinya kita dapat merangkum beberapa kali proses destilasi dalam satu proses yang jauh lebih efisien dan menghasilkan alcohol yang lebih murni. Efek destilasi bertingkat itulah yang dihasilkan dari alat dibawah ini.

Spesifikasi Alat :

Evaporator/boiler : Drum Stainless 200 l

Kolom destilasi : Diameter 4 inch/10 cm dan tinggi 180-200 cm (termasuk reflux)

Kondensor : Diameter 5-6 inch dan tinggi 30-40 cm.

Reflux control : Tinggi 20-30 cm

KONDENSOR

Alat ini berfungsi untuk mendinginkan uap panas dari kolom destilasi sehingga berubah bentuk menjadi cair kembali. Dua pipa disamping kanan adalah jalan masuk dan keluar air. Sementara dua pipa diatas dan bawah adalah tempat keluar dan masuk uap dari kolom destilasi. Air harus selalu mengalir dengan debit tertentu tergantung kebutuhan. Di Indonesia para pembuat alcohol tradisional biasanya mendinginkan uapnya dengan melewatkan pipa uap ke dalam kolam pendingin, drum/tong, atau bahkan sungai. Dengan begitu tidak perlu mengatur aliran air seperti dalam gambar diatas.

Ketika membuat koil untuk kondensor harap diperhatikan agar setiap lingkaran bersusunan menurun secara sempurna dan tidak naik turun agar tidak terjadi efek ‘cegukan’ akibat aliran cairan mengendap di koil yang tersusun tidak sempurna/naik turun.

REFLUX COIL COLUMN

Reflux Coil Column

Reflux coil terletak di bagian paling atas dari kolom destilasi. Dua ujung koil yang keluar dari pipa adalah tempat keluar masuknya aliran air pendingin. Reflux coil berguna untuk menciptakan efek destilasi bertingkat di dalam kolom. Cara kerjanya adalah, uap panas alcohol dan air yang naik akan menyentuh reflux coil. Karena reflux coil lebih dingin (akibat aliran air) daripada uap alcohol-air maka uap akan terkondensasi atau menjadi cair lagi dan jatuh ke packing. Dalam perjalanan jatuhnya cairan tsb didalam kolom akan bertemu dengan uap panas dari bawah yang naik sehingga cairan menjadi panas kembali dan alcohol menguap dengan kandungan yang lebih kaya karena alcohol bertitik didih lebih rendah daripada air, sementara itu air akan terus turun sampai mendapatkan panas yang cukup untuk menguap lagi. Proses ini terjadi berulang ulang didalam kolom sampai akhirnya sebagian uap berhasil lolos menuju kondensor. Uap yang lolos ini sudah berkadar alcohol tinggi karena sudah beberapakali mengalami proses naik-turun atau destilasi berulang kali didalam kolom. Didalam kolom yang tanpa reflux coil, uap tidak akan terkondensasi dan akan langsung menuju kondensor tanpa mengalami proses destilasi berulang. Kebanyakan pembuat arak tradisional langsung menyalurkan uap dari boiler ke kondensor (kolam atau sungai) tanpa reflux dan packing sehingga hasilnya paling banter berkadar 50%. Tanpa reflux sangat sulit untuk mendapatkan kadar alcohol diatas 90 %.

Pengaturan aliran air pada koil reflux bisa membantu menstabilkan suhu pada kolom. Ini sangat berguna apabila anda menggunakan sumber pemanas/bahan bakar yang tidak stabil seperti kayu bakar.

PACKING

Packing adalah material yang berguna untuk memperluas permukaan didalam kolom. Cairan akan lebih mudah menguap apabila bersentuhan dengan suatu permukaan yang bersuhu berbeda. Demikian juga uap akan lebih mudah terkondensasi apabila bersentuhan dengan permukaan yang berbeda suhu. Karena itu sebagian besar ruang didalam kolom harus diisi dengan material yang bisa menyediakan permukaan yang lebih banyak untuk bersentuhan dengan uap. Material packing ini bisa berupa kerikil, pecahan keramik, kaca, besi, tembaga, atau apapun asal tidak berkarat dan bereaksi dengan alcohol. Almunium dan bahan plastic sebaiknya tidak digunakan. Perlu diingat agar packing jangan sampai terlalu padat sehingga menyumbat aliran uap. Material terbaik untuk packing adalah scrub stainless steel/tembaga dan rashcig/pall ring (biasanya digunakan industri). Sayangnya bahan tersebut sulit didapatkan di Indonesia . Packing juga menciptakan efek destilasi berulang.

Raschig ring

Packing harus disangga dengan plat berlubang-lubang (perforated plate) untuk menjaga agar tidak jatuh kedalam boiler.

TERMOMETER

Termometer ditempatkan tepat diatas reflux koil, tepat di dekat saluran uap keluar dari kolom menuju kondensor. Peletakan disitu dimaksudkan untuk memastikan bahwa suhu uap sebelum keluar menuju kondensor adalah 79-82 derajat C yang merupakan suhu paling ideal untuk menghasilkan kadar tertinggi. Anda harus mencoba beberapa kali sebelum dapat mengetahui dengan tepat pada suhu berapa (dikisaran 79-82) alat anda menghasilkan kadar tertinggi. Apabila suhu terlalu tinggi alcohol yang dihasilkan akan berkadar rendah, tapi bila suhu terlalu rendah alcohol tidak akan keluar.

Termometer yang digunakan sebaiknya thermometer digital dengan remote reading, agar pembacaan lebih akurat karena dengan tinggi kolom 2 m + boiler dan tungku, anda tidak perlu sering mendongak dan memicingkan mata seperti jika menggunakan thermometer biasa. Percayalah, thermometer akan menjadi teman setia anda terutama untuk menghasilkan ethanol murni.

KOLOM DESTILASI (distillation column)

Gambar diatas adalah bentuk kolom destilasi yang lengkap. Anda tidak perlu meniru bentuk diatas seutuhnya. Gunakan kreatifitas anda. Yang penting adalah cara kerja utamanya anda sudah paham sehingga anda bisa mendesign sendiri sesuai dengan kebutuhan dan layout tempat anda. Stripping reflux control tidak harus dibuat (optional). Penambahan alat ini akan meningkatkan konsumsi bahan bakar/pemanas secara signifikan. Anda bisa menambahkannya apabila alat anda tidak bisa menghasilkan kadar yang anda inginkan. Stripping section dan rectifier section harus diisi penuh dengan material packing dan dibawahnya disangga dengan plat yang berlubang-lubang. Jika anda tidak menggunakan bagian stripping reflux, maka kolom stripping dan rectifier bisa anda gabungkan tanpa sekat. Tidak usah bingung dengan istilah stripping dan rectifier, karena itu hanya istilah untuk menggambarkan proses yang terjadi pada setiap level ketinggian kolom. Kedua istilah itu lebih bermakna apabila kolom anda menggunakan teknik continuos/fractionating column dimana membutuhkan pemahaman yang lebih jauh tentang proses destilasi. Tinggi total kolom destilasi ini adalah 2 meter dengan diameter 4 inch atau 10 cm. Kolom reflux dan kondensor berukuran sekitar 30 cm. Untuk kondensor sebaiknya menggunakan diameter yang lebih besar daripada kolom destilasi, karena lumayan sulit untuk memasukkan koil ½ inch kedalam kondensor (kecuali anda punya teknik sendiri). Tidak perlu terlalu pusing memikirkan ukuran tinggi kolom destilasi yang pas. Pada dasarnya semakin tinggi semakin baik, tapi perlu diingat bahwa semakin tinggi kolom maka kebutuhan energi untuk ‘mengantarkan’ uap menuju kondensor juga semakin besar.

Koil untuk reflux sebaiknya dari pipa/tube tembaga (biasanya untuk AC) dengan diameter ¼ inch, sedangkan untuk pipa aliran uap menuju kondensor beserta koilnya minimal berdiameter ½ untuk mengantisipasi penyumbatan yang mungkin terjadi sehingga membahayakan.. Hydrometer sump pada gambar diatas hanyalah alat tambahan yang fungsinya adalah untuk mengetahui kadar alcohol lebih dulu sebelum masuk ke storage. Jika kadar tidak sesuai dengan yang diinginkan maka valve pada hydrometer sump dibuka untuk menyalurkan output kembali kedalam boiler untuk di destilasi ulang.

BOILER

Untuk boiler/cooker bisa digunakan drum yang berbahan stainless steel dengan kapasitas 200 liter. Untuk boiler/cooker dengan ukuran lebih besar membutuhkan kolom destilasi dengan ukuran yang lebih besar pula. Boiler/cooker sebaiknya diisi tidak lebih dari 4/5 bagian untuk memberikan ruang bagi terbentuknya uap. Posisi drum sebaiknya tidur (bukan berdiri) pada tungku untuk memberikan permukaan yang lebih luas bagi terbentuknya uap. Pada saat perakitan sebaiknya didesign pula saluran untuk memasukkan mash (hasil fermentasi) dan saluran keluarannya. Ada baiknya menempatkan safety relief valve dan pressure gauge pada bagian atas boiler untuk keadaan darurat seperti kenaikan tekanan karena terjadi sumbatan (ada juga alat seperti ini yang otomatis membuang uap pada tekanan tertentu). Pemanas untuk boiler; gas, kayu bakar, batu bara, electrical heater element, harus menghasilkan panas yang stabil.

AZEOTROPE

Alkohol berkadar 96% dimana sekitar 4%-nya adalah air membentuk suatu kondisi/campuran yang disebut azeotrope. Pada tahap ini molekul alcohol dan air saling terikat dengan erat dan tidak bisa dipisahkan dengan destilasi biasa. Karena itu untuk meningkatkan dari kadar 96% menjadi 99,5% dibutuhkan bantuan zeolit/molecular sieve/karbon aktif. Bahan-bahan tersebut mempunyai molekul dengan rongga yang sangat kecil dan sangat banyak sehingga dapat menyerap molekul air yang lebih kecil daripada molekul alcohol. Cara kerjanya seperti saringan.

Apabila anda sudah memahami prinsip destilasi diatas, maka saya merekomendasikan agar anda mempelajari teknik continuos/fractionating column. Teknik ini mampu memproduksi alcohol murni dengan jauh lebih cepat, tapi memerlukan pemahaman yang lebih jauh mengenai proses destilasi.

Demikian rangkuman dari saya yang tentunya masih belum sempurna. Untuk itu apabila masih ada pertanyaan, saya akan berusaha menjawabnya semampu saya. Saya juga masih dalam taraf belajar, karena itu saya akan sangat senang apabila mendapat saran atau masukan dari anda. Terima Kasih.

Semoga berguna.

biotanol

Cara Membuat Bioetanol dari Pati

Your webmaster search is: proses pembuatan bahan bakar alternatif dari jagung

Alasan global worming dan menurunnya produksi minyak dunia menyebabkan bayak usaha dilakukan manusia untuk mencari energi alternatif. Kita ketahui bersama banyak jurnal-jurnal ilmiah melangsir bahwa di delam decade ini produksi minyak dunia akan mengalami penurunan dan akhirnya akan habis. Sehingga diperlukan suatu managemen usaha agar eksplorasi minya dunia dapat tetap dijaga. Salah satu energi alternatif yang dapat diperbaharui yaitu bioetanol. Bioetanol adalah alcohol primer yang diproduksi menggunakan mikroorganisme. Alkohol merupakan bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung pati atau lignoselulosa seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan sagu biasanya disebut dengan bioethanol. Ubi kayu, ubi jalar, dan jagung merupakan tanaman pangan yang biasa ditanam rakyat hampir di seluruh wilayah Indonesia, sehingga jenis tanaman tersebut merupakan tanaman yang potensial untuk dipertimbangkan sebagai sumber bahan baku pembuatan bioethanolatau gasohol. Tetapi ada rasa kekhawatiran dampak dari penggunaan bahan makanan untuk produksi bioetanol, sehingga perlu dikembangkan tanaman potensial bioetanol non pangan atau managemen produksinya. Dalam tanamna ubi kayu merupakan tanaman yang setiap hektarnya paling tinggi dapat memproduksi ethanol. Selain itu pertimbangan pemakaian ubi kayu sebagai bahan baku proses produksi bio-ethanol juga didasarkan pada pertimbangan ekonomi. Pertimbangan keekonomian pengadaan bahan baku tersebut bukan saja meliputi harga produksi tanaman sebagai bahan baku, tetapi juga meliputi biaya pengelolaan tanaman, biaya produksi pengadaan bahan baku, dan biaya bahan baku untuk memproduksi setiap liter ethanol/bio-ethanol. Secara umum ethanol/bio-ethanol dapat digunakan sebagai bahan baku industry turunan alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, campuran bahan bakar untuk kendaraan.

Mengingat pemanfaatan ethanol/bio-ethanol beraneka ragam, sehingga grade ethanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk ethanol/bio-ethanol yang mempunyai grade 90-96,5% vol dapat digunakan pada industri, sedangkan ethanol/bioethanol yang mempunyai grade 96-99,5% vol dapat digunakan sebagai campuran bahan dasar industri farmasi. Berlainan dengan besarnya grade ethanol/bioethanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan yang harus betul-betul kering dan anhydrous supaya tidak korosif, sehingga ethanol/bio-ethanol harus mempunyai grade sebesar 99,5-100% vol. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air. Postingan berikutnya akan dibahas proses-proses pembuatan bioetanol dari pati-patian hingga diperoleh bioetanol full grade untuk pengganti bahan bakar minyak.

Baca tulisan berikutnya :

  1. Reaksi kimia pada pembuatan Bioetanol
  2. Cara merubah pati menjadi gula
  3. Proses Fermentasi pembuatan Bioetanol

kabel

Bahasa Warna Kabel Beda Pabrik Lain Makna
Article Source: Motor Plus Online

Warnakabel motor beda. Susah dimengerti orang awam. Apakah artinya? Padahal oleh pabrikanan dibuat sederhana biar semua orang ngerti. Dasarnya bermacam-macam kabel itu hanya bermuatan positif (+) ataunegatif (-) saja. Tidak ada kabel yang bermuatan banci macam manusia.Jadi memang mudah untuk dimengerti.Biar nggak linglung, berikut dibeberkan soal panduan arti sejumlahwarna kabel di empat pabrikan ternama. Tentu tidak semua. Tapi bagianyang paling mungkin ditangani atau dibuka sendiri. Chuenk

HONDA
Hijau :( -) Masa, berlaku untuk semua negatif
Merah :( +) Aki
Hitam :( +) Kunci kontak
Putih :( +) Alternator pengisian (+) Lampu dekat
Kuning :( +) Arus beban ke saklar lampu
Biru :( +) Lampu jauh
Abu-abu :( +) Flaser
Biru laut :( +) Sein kanan
Oranye :( +) Sein kiri
Coklat :( +) Lampu kota
Hitam-Merah :( +) Spul CDI
Hitam-Putih :( +) Kunci kontakHitam? Kuning : (+) KoilBiru-Kuning :( +) Pulser CDI
Hijau-Kuning :( +) Lampu rem
(Sumber: Sarwono Edi, Staf Divisi Teknik, PT Astra Honda Motor)
KAWASAKI
Hitam-Kuning :( -) Masa
Putih-Merah :( +) Aki
Merah-Hitam :( +) Lampu depan jauh/dim
Merah-kuning :( +) Lampu depan dekat
Abu-abu :( +) Sein kanan
Hijau :( +) Sein kiri
Biru :( +) Lampu rem
Merah :( +) Lampu belakang
Coklat :( +) Klakson
(Sumber: Freddyanto Basuki, Service Department Marketing Division,PT Kawasaki Motor Indonesia. Buku Panduan Sepeda Motor Kawasaki)
SUZUKI
Hitam-Putih : (-) Massa, berlaku untuk semua negatif
Putih-Merah: (+) Pengisian dari magnet
Kuning-putih: (+) Untuk ke penerangan
Merah :( +) Aki
Oranye :( +) Kunci kontak
Abu-abu :( +) Lampu belakang
Putih-Hitam :( +) Lampu rem
Hijau muda :( +) Sein kanan
Hitam :( +) Sein kiri
Kuning-putih :( +) Lampu depan
Putih-Biru :( +) Koil ke CDI
Biru-Kuning :( +) Pulser ke CDI
(Sumber : Pendi Suryanda, Supervisor Training Instruktur Senior Roda Dua PT Indomobil Niaga International)
YAMAHA
Hitam :( -) Masa, berlaku untuk semua negatif
Merah :( +) Arus positif dari Aki
Kuning :( +) Lampu depan jauh
Hijau :( +) Lampu depan dekat
Coklat :( +) Sein kiri
Hijau :( +) Arus beban (penerangan dll)
Putih-Merah :( +) Pulser CDI
Hijau-Hitam :( +) Rem